Inafeed.com – Satu dari sekian banyak wanita di dunia ini pasti sangat hobby shopping. Wanita sangat peduli dengan gaya dan penampilan itu sebabnya jika wanita selalu jeli dan lama memilih barang yang akan dibelinya. Bukan hanya soal kualitas dan harga tetapi soal trending fashionnya.
Dan kali ini ada sebuah kisah yang bisa bikin banyak orang merinding. Kisah yang dialami oleh wanita bernama Sierra Vista asal Arizona ini mengaku telah menemukan suatu hal mengejutkan dalam tas yang baru saja dia beli di Walmart (departement store).
Wanita ini mengaku jika dirinya menemukan sebuah catatan dari “tahanan” orang Tionghoa yang meminta bantuan.
Dalam surat itu penulis mengklaim bahwa dia dipaksa bekerja dalam kondisi yang kasar. Catata yang ditulis dalam bahasa China itu kemudian diterjemahkan tiga kali untuk memastikan itu benar.
Keluarga Wallace mengeposkan catatan di Facebook dengan meminta bantuan untuk menerjemahkannya.
Untuk memastikan terjemahannya benar, keluarga Wallace mengartikannya tiga kali terpisah. Setiap terjemahan mengarah pada kebenaran mengejutkan yang sama.
Diketahui jika setiap catatan menggambarkan kondisi kerja keras yang serupa dimana ada sebuah permohonan pertolongan.
Dan setelah diterjemahkan secara akurat, dia mengerti jika orang yang menulisnya adalah seorang tahanan yang dipaksa bekerja 14 jam sehari dengan sedikit makanan atau bantuan medis. Surat-surat serupa telah ditemukan dalam beberapa tahun terakhir.
Wanita yang tidak diidentifikasikan, mengatakan bahwa dia tidak dapat membantu pekerja yang tidak disebutkan namanya, Namun berharap seseorang dapat mengetahui bahwa catatan dugaan tersebut terungkap.
Mendengar kabar tersebut, Li Qiant, direktur eksekutif China Labor Watch, sebuah kelompok di New York yang menganjurkan kondisi pabrik yang lebih baik, mengomentari catatan ini.
“Sebagian besar pabrik pemasok Walmart di China memiliki kondisi perburuhan yang sangat buruk. Satu-satunya kondisi kerja yang lebih buruk dan lebih murah” di penjara, lanjutnya. Beberapa pesanan (Walmart) memang dilakukan di pabrik-pabrik penjara.”ungkap Li Qiant, seperti yang dilansir dari Tribunnews.com (15/5).