Inafeed.com – Aktivias gunung Anak Krakatau kini semakin hari semakin mengkhawatirkan. Saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM telah menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III), dengan zona berbahaya diperluas dari 2 kilometer menjadi 5 kilometer.
Kabar ini tentu saja membuat masyarakat sangat terkejut. Masyarakatkan harus menghindari aktivitas di radius 5 kilometer dari puncak kawah gunung.
Selain itu, ada beberapa fakta tentang Gunung Krakatau yang mungkin belum banyak diketahui. Seperti apa saja ? Berikut ulasannya..
1. Letusan Besar pada 416 SM
Pada 416 SM, Gunung Krakatau tercatat pernah mengalami letusan yang menyebabkan tsunami dan pembentukan kaldera atau kawah (Judd, 1889).Selain itu, abad ke-3, 9, 10, 11, 12, 14, 16, dan 17 juga pernah mengalami letusan.
2. Menjadi Gunung Api yang Letusannya Paling Dahsyat
Letusan Gunung Krakatau ternyata menjadi letusan gunung api yang paling dahsyat di dunia. Pada 27 Agustus 1883 Gunung Krakatau meletus dengan ledakan yang paling besar, suara paling keras, dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern.
Kekuatan letusan diperkirakana mencapai 30.000 kali bom atom yang meluluhlantahkan Nagasaki dan Hisroshima di akhir Perang Dunia II. Letusan juga menimbulkan tsunami setinggi 30 meter di sepanjang pantai barat Banten dan pantai selatan Lampung yang menewaskan 36.417 jiwa.
3. Suara Letusan 1883 Terdengar hingga Radius 4.653 Km
Suara letusan Gunung Krakatau terdengar hingga radius 4.653 km yakni hingga Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika.
4. Menggelapkan Dunia
Letusan Gunung Krakatau pernah menggelapkan dunia selama dua setengah hari akibat dari debu vulkanis yang menutupi atmosfer bumi.
Matahari pun bersinar redup sampai setahun berikutnya. Rata-rata suhu global turun 1,2° C. Hamburan debu pun tampak di langit Norwegia hingga New York.
5. Melahirkan Gunung Anak Krakatau
Pada tahun 1883, Gunung Krakatau mengalami letusan yang melahirkan gunung baru yang kini kita sebut gunung Anak Krakatau. Anak Krakatau mulai tumbuh pada 20 Januari 1930 hingga sekarang. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 0.5 meter (20 inci) per bulan.
6. Letusan Anak Krakatau Bertipe Strombolian
Pada 20 Juni 2016, 19 Februari 2017, 29 Juni hingga 22 Desember 2018 gunung Anak Krakatau mengalami letusan, di mana letusannya memiliki tipe letusan strombolian, yakni semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunung api sering aktif di tepi benua atau di tengah benua.
7. Gunung Anak Krakatau Timbulkan Tsunami
Letusan gunung Anak Krakatau pada 22 Desember 2018 kemarin memiliki tinggi asap berkisar 300-1500 meter di atas puncak kawah. Setelah meletus terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo overscale (85 mm). Lalu terjadi tsunami di Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
8. Hampir Seluruh Tubuh Anak Krakatau Rawan Bencana
Hampir seluruh tubuh Anak Krakatau ini dikatakan rawan dengan bencana. Bencana berupa lontaran material pijar dan aliran lava dari pusat erupsi serta awan panas yang mengarah ke selatan.