Lagi-lagi, cinta menunjukkan keajaibannya. Hanya berawal dari panggilan masuk yang tak dikenal, dua sejoli di Tumpaan, Minahasa Selatan, Sofian Loho Dandel (28) dan Martha (82) bertemu dan menjalin cinta, hingga akhirnya menikah.
Ya, kisah pasangan beda usia hingga 54 tahun ini merupakan salah satu bukti keajaiban cinta. Tanpa memandang usia, status dan latar belakang, dua insan ini dipersatukan dan mengikat cinta melalui pemberkatan nikah pada Sabtu, 18 Februari 2017 silam.
Sofian, sambil merangkul pasangan hidupnya, lantas menceritakan bagaimana awal mula dia menemukan tambatan hatinya tersebut.
“Setahun lalu ada telepon masuk ke ponsel saya. Tidak tahu siapa, saya angkat dan kami berkenalan. Mulai dari situ kami terus berkomunikasi,” cerita dia.
“Saya belum pernah pacaran sebelumnya. Saya merasa jatuh cinta,” kata Sofian.
Karena tak dapat lagi membendung perasaan cintanya, seperti dilansir Kompas.com, Sofian yang saat itu bekerja di sebuah bengkel di Kotamobagu memutuskan mendatangi Martha di Lelama, yang jaraknya cukup jauh.
Dan pertemuan pertamanya pun langsung diwarnai keterkejutan, melihat fisik Martha yang jauh dari ekspektasinya.
“Saya tidak tahu kalau Martha sudah setua ini. Namun, kami merasa benar-benar jatuh cinta, dan sepakat melanjutkan hubungan ini,” tutur Sofian.
Sofian kemudian menyampaikan rencana pernikahan mereka kepada orangtuanya yang ada di Pulau Mentahage, tanpa memberi tahu usia calon istrinya. Setelahnya, dia pun datang menemui Martha bersama kedua orangtuanya, dengan tujuan melamarnya.
Lagi-lagi, reaksi terkejut terjadi saat bertemu dengan Martha.
“Kami tidak tahu kalau calon istrinya seorang nenek. Sangat terkejut waktu itu, tetapi mau bilang apa. Kami lihat mereka saling menyayangi, ya kami setuju saja dengan pilihannya. Jodoh kan urusan Tuhan,” kata Magdalena (60), ibu Sofian.
Di samping itu, Martha juga berbagi kisah hidupnya yang sudah menjanda sejak ditinggal suaminya untuk selama-lamanya pada 10 tahun lalu. Sejak saat itu, hidupnya terasa sepi, ditambah dengan perginya kedua anaknya ke Jerman dan Arab Saudi.
“Saya terus berdoa kepada Tuhan, jika masih diizinkan dan diberi kesempatan, saya meminta ada pendamping yang bisa mengurus saya pada usia tua ini. Tak menyangka, Tuhan mengutus Sofian,” kata Martha.
Seperti pasangan pada umumnya, pasangan yang memiliki sapaan sayang “mami-papi” ini juga ingin hidup bersama hingga ajal menjemput.
“Sama seperti yang pendeta sampaikan sewaktu pemberkatan, kami akan setia sampai selamanya, sampai Tuhan mengizinkan hidup kami,” tutur Sofian.