Virus Corona yang berasal dari Wuhan, China yang kini telah memasuki Negeri ‘Pizza’, Italia. Pihak pemerintah kini menerapkan kebijakan lockdown untuk melindungi para warganya dari wabah Virus Corona.
Namun, kabar pilu terjadi di tengah diterapkannya kebijakan lockdown ini. Terdapat laporan adanya penjarahan sebuah supermarket di Sisilia, Italia yang membuat pihak kepolisian bersenjata tongkat dan senjata api bergerak untuk melindungi tempat tersebut.
Dilansir dari Kompas.com (30/3/20) yang diketahui dari AFP Minggu (29/3/2020) pendemi ini adalah kondisi darurat yang dihadapi Italia sejak Perang Dunia II silam. Virus yang bernama resmi SARS-Cov-2 ini sudah menewaskan lebih dari 10.000 jiwa, sepertiga korban meninggal diseluruh dunia.
Lockdown yang sudah berlangsung selama tiga minggu ini kini menguras ekonomi terbesar ketiga di Uni Eropa. Banyak dari penduduk di Region Sisilia yang merupakan salah satu daerah berkembang di Italia ini merasa putus asa.
Menurut pemberitaan harian di La Repubblicca, sekelompok orang di Palermo pergi ke supermarket dan pergi tanpa membayar. Selain itu, di kota lain di Sisilia, Corriere della Sera juga mengabarkan para pemilik toko kecil ditekan untuk memberikan makanan kepada penduduk sekitar.
“Kami tidak punya uang untuk membayar. Kami butuh makan.” Begitulah teriakan salah seorang dari kelompok tersebut kepada petugas kasir.
Bom waktu tengah berdetak di wilayah yang berpopulasi lima juta dan sudah mecatat 57 korban tewas akibat pendemi ini. Giuseppe Provenzano, mentri yang mengurus daerah selatan Italia juga menyuarakan kekhawatiran kepada harian La Repubblica.
“Saya takut kekhawatiran yang diutarakan masyarakat, kesehatan, pemasukan, hingga masa depan, bakal berubah menjadi kemarahan jika krisis ini terus berlanju,” terangnya.
Jurnalis AFP mengabarkan dari lokasi kejadian terdapat empat polisi berpakaian lengkap bejaga di depan salah satu supermarket di Palermo. Para polisi ini berjaga di tengah hujan dengan wajah yang ditutup topeng hijau dan tangan berada di belakang.
Mereka juga tidak berinteraksi dengan para pengunjung dan mereka bersikap diam seolah menunjukkan vahwa pemerintah masih menguasai situasi.
Perdana Mentri Guiseppe Conte menyadari hal ini dan ia menjanjikan akan membagikan voucer bagi mereka yang tidak bisa membeli makanan seperti yang di tayangkan di televisi Sabtu malam (28/3/2020).
Roma juga akan memberikan dana 400 juta eiro (Rp. 7,2 triliun) untuk progrm penanganan darurat.