Inafeed.com – Dilansir dari TribunSolo.com Selasa (6/4/2020), Pemerintah Kota Solo menerapkan kebijakan ketat dengan menyaring pendatang yang masuk, terutama mereka yang datang dari zona merah seperti Jakarta.
Belakangan ini beredar sebuah video seorang ibu-ibu rumah tangga di Laweyan, Solo yang marah-marah saat dikunjungi petugas Satgas Covid-19. Ibu yang diketaui baru datang dari Jakarta itu didatangi petugas dari Babinsa Bhabinkantibnas dan Satlinmas.
Para pertugas itu mengunjungi mereka pada tanggal 30 Maret 2020 dalam rangka pendataan pemudik yang datang ke Solo. Lurah Sondakan, Prasetyo Utomo memberikan keterangan tentang video yang viral itu.
Prasetyo menjelaskan, ibu tersebut sampai di rumahnya yang berada di Kelurahan Sondakan pada 28 Maret 2020. Pemudik yang tiba di Solo memang wajib melakukan protokoler kesehatan yaitu dengan karantina mandiri selama 14 hari.
Prasetyo mengatakan bahwa kejadian ini bisa terjadi karena adanya salah paham antara petugas pendataan dan pemudik.
Seperti yang diungkapkannya pada Minggu (5/4/2020) bahwa masalah itu sudah selesai dan ia juga sudah menyataka permintaan maaf. Ternyata para pemudik itu sudah melakukan skrinning kesehatan dan ketika petugas kesehatan datang mereka merasa terganggu dengan aturan protab yang sudah ditentukan.
Proses mediasi yang dilakukan di Kantor Kelurahan Sondakan pada Minggu (5/4/2020) antara keluarga pemudi, pihak Kelurahan Sondakan dan Tim pendataan. Dari hasil mediasi pihak pendataan meminta maaf kepada warga sekitar dan tim kelurahan.
Ibu tersebut juga menyatakan bersedia menjalani karantina mandiri di rumahnya selama 14 hari.
“Kalau nanti 14 hari tidak menemukan gejala Covid-19, warga sudah bisa melakukan aktivitas sehari-hari,” tandasnya.
Atas kejadian ini Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo meminta agar para pemudik yang datang ke Solo untuk kooperatif dengan petugas pendataan Covid-19.
“Saya berharap masyarakat jangan mentang-mentang, kita punya tujuan yang mulai untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona,” ucap dia, Minggu (5/4/2020).
Ia juga meminta agar para petugas jangan dibentak-dibentak karena mereka tidak digaji bahkan makan pun menggunakan uang pribadi. Maka dari itu Rudy meminta untu menghargai para petugas tersebut.
Mengetahui adanya pemudik yang menolak untuk didata petugas, ia pun lansung menelpon suami pemudik itu. Menurutnya para petugas datang dengan tujuan memotong mata rantai penyebaran virus dan ini bukan masalah rumah mereka sendiri atau bukan.
Rudy pun meminta agar para pemudik itu meminta maaf kepada para petugas pendataan yang sempat dimarahinya.
“Saya suruh minta maaf ke kelurahan, TNI-Polri, saya suruh minta maaf ke kelurahan kalau tidak mau diatur di Solo jangan di Solo,” tandasnya.