in

Gara-Gara Nekat Mudik Di Tengah Wabah Corona, Dua Pekerja Dari Kalimantan Ditolak Istrinya Masuk Rumah

Ngeyel Mudik, Dua Pekerja dari Kalimantan Ditolak Istrinya Masuk Rumah

Inafeed.com – Dua pekerja dari Kalimantan ditolak istrinya masuk ke rumah karena masih ngeyel untuk mudik. Ini bukan soal tega dan tidak, melainkan lebih pada kesadaran potensi kerugian yang lebih besar akan terjadi saat pandemi Virus Corona (Covid-19).

Peristiwa yang terjadi di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Menurut Penuturan Kades Sidorejo, Sukatmo (61), berawal ketika seorang ibu rumah tangga curhat suaminya menelpon memberitahukan akan mudik ke kampung halamannya. Sang istri yang takut suaminya carrier atau membawa Virus Corona dari Kalimantan hingga ia menolak sang suami.

“Si istri ini kan sering lihat TV. Jadi tahu perkembangan berita soal Virus Corona. Apalagi di kecamatan sini sudah ada dua PDP, yang satu meninggal. Jadi istrinya takut karena di rumah dia hidup bersama dua anaknya yang masih kecil-kecil,” tutur Sukatmo 

Ternyata, sang suami tidak bisa berpikir jernih terhadap pemikiran sang istri. Ia mengancam akan menceraikan sang istri jika ia tidak diijinkan masuk rumah. Sukamto yang mendengar curhatan warganya dan ia berjanji akan mencarikan solusi jika suami warganya ngeyel pulang.

Pada Jumat (10/4/20), warganya itu mendatangi rumahnya dan bilang kalau sang suami ngeyel pulang. Ketia sedang berbicara, datanglah truk Fuso yang membawa suami warganya itu. Sang warga pun meminta Sukamto untuk menangkap suaminya itu. Mengetahui hal itu, Sukamto bersama dengan personel Hansip dan beberapa relawan Covid-19 dengan sigap menghadang dan memaksa truk berhenti,

Truk pun berhenti di depan Pasar Patok, kemudian sang supir beserta seorang kernet dan warga Sidorejo diangkut menuju ke kentor desa menggunakan mbil pickup. Dua warganya ini sempat ngomel-ngomel ketika dibawa ke kantor desa dan mereka mengaku sudah diperiksa kondisinya berulang kali ketika  masuk kapal di pelabuhan Kalimantan dan saat turun di pelabuhan Semarang.

Sang istri menginginkan suaminya dikarantina selama 14 hari baru boleh kumpul bersama keluarga. Ternyata tindakan ibu dua putra ini disetujui ibu rumah tangga lain, istri kernet, teman si sopir truk Fuso tadi. Pihak desa telah menyiapkan lokasi karantina di SDN 4 Sidorejo yang dilengkapi dengan empat tidur dan semua perlengkapan baru telah disiapkan.

“Sampai hari ini, di SDN 4 Sidorejo mengisolasi kolektif tujuh pemudik. Empat datang dari Malaysia, satu dari Semarang, dan dua dari Kalimantan. Lucunya, mereka satu sama lain tidak mau berdekatan. Satu ruang kelas itu hanya dipakai dua orang. Saling curiga, sama-sama takutnya gitu,” ujar kades sambil terbahak.

Camat Ponggok Purwanto menegaskan pemantauan para pemudik diperketat menjelang Ramadhan. Kecamatan Ponggok, yang merupakan zona merah COVID-19, telah menyiapkan 15 lokasi karantina kolektif di setiap desa. Para relawan dari berbagai elemen masyarakat juga makin giat membantu untuk memantau ODP atau PDP yang harus karantina mandiri di rumah masing-masing.

“Kami awasi terus, kalau tidak disiplin karantina mandiri, tindakan pertama diingatkan. Masih bandel, tindakan kedua dilaporkan pamong, biar RT-nya yang kasih pengarahan. Masih bandel, langsung kami amankan, kami bawa ke balai desa dimasukkan karantina kolektif desa,” pungkasnya.

Kena Imbas Corona, Artis Cantik Ini Rela Jual Tas Mahalnya Demi Dapat Pemasukan

Hikmah Locdown Bareng Mertua, Wanita Ini Mengaku Malu Melihat Apa Yang Dilakukan Sang Suami Pada Mertuanya