Alvi Alvi
Inafeed.com – Laporan Kepada pihak polisi terkait pembuat konten bantuan sosial berisi sampah terhadap Ferdian Paleka, Tubagus Fahddinar dan M. Aidil dicabut karena berbagai faktor. Kedua belah pihak sudah bersepakat untuk berdamai.
Pihak yang menjadi korban yakni transgender mengaku tidak siap untuk menjalani proses persidangan karena tidak mau terekspos oleh publik.. Hal ini disampaikan oleh Reza Rumakat dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung yang menurutnya para korban enggan mengikuti proses persidangan yang panjang.
Selain itu yang menjadi pertimbangan lain adalah menghindari ekspose karena menilai status transgender para korban masih dianggap tabu. Sehingga ia khawatir akan membebani psikologisnya.
“Kondisi tekanan psikis untuk nantinya harus menjadi saksi ketika di pengadilan (menjadi pertimbangan pencabutan laporan. (Mereka menghindari) ekspose karena status transpuan masih tabu dan masih mendapatkan perlakuan diskriminasi,” ujar Reza .
Sebelumnya, kuasa hukum Ferdian, Rohman Hidayat sudah mengatakan bahwa pencabutan laporan pada 19 Mei 2020 tersebut tidak terlepas dari kata sepakat kedua belah pihak untuk berdamai.
“Suasana ramadhan kemarin kan dimanfaatkan keluarga untuk melakukan perdamaian. Pelapor sendiri tidak ingin perkara ini berlanjut,” katanya.
Tidak berselang lama setelah bebas dari penjara, kini Ferdian kembali viral melalui video yang diduga direkam oleh teman wanitanya. Video itu memperlihatkan Ferdian menyebut betah berada di dalam kamar tahanan.
Rohman Hidayat kembali menjelaskan bahwa apa yang dikatakan oleh Ferdian Paleka adalah sebuah candaan saja. Ferdian juga tidak mengetahui bahwa video tersebut akan diunggah ke media sosial. Ia juga memastikan sudah menegur kliennya untuk menjaga sikap dan tidak terlalu bereuforia.
“Video itu iseng dibuat oleh temannya dan Ferdian sendiri nggak tahu. Tahu-tahu sudah ramai. Ya itu jangan terlalu serius gitu lah. Joke is joke lah, jangan terlalu dipermasalahkan,” ujar Rohman.
