Inafeed.com – Partiyem, seorang nenek berusia 57 tahun dengan tujuh orang cucu, bersedia menjadi tukang sapu pinggir jalan raya. Tidak peduli panas atau seberapa imbalannya, Partiyem tetap mengayunkan sapunya untuk membersihkan jalan layang di Kalurahan Sentolo, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.
Partiyem menggunakan pakaian lengkap dengan baju lengan panjang, sandal jepit, dan tidak lupa sebuah caping yang sudah cukup usang untuk sekadar menutupi kepalanya dari panasnya terik matahari. Ia sudah melalkuan hal tersebut sejak 2017 lalu.
“Sampun telas sedasa sapu. Kula nyapu ten riki sampun kawit tahun 2017. Kula pados rezeki sing halal [sudah habis sepuluh sapu. Saya nyapu di sini sudah sejak tahun 2017. Saya cari rezeki yang halal],” tutur Partiyem kepada SuaraJogja.id setelah menyapu jalanan pada Senin (6/7/2020).
Sayangnya, kegiatan Partiyem menyapu jalan layang itu tak jarang membuat orang mengira Partiyem adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Sebab Partiyem bersedia menyapu jalan sepanjang 120 meter dengan lebar tujuh meter itu dengan sukarela di siang hari yang panas.
Partiyem sebenarnya hidup berkecukupan bersama suaminya, Mugiyono (65), di Pedukuhan Gunung Rawas, Sentolo. Bahkan keempat anaknya juga telah bisa hidup mandiri di sejumlah wilayah.
Dengan berjalan kaki sekitar 1 kilometer dari rumahnya, Partiyem menenteng sapu lidi dan juga satu botol air putih untuk mengobati dahaganya sewaktu-waktu haus. Setiap hari ia berangkat sekitar pukul 12.00 WIB dan kembali ke rumah setelah azan Maghrib.
Partiyem menyadari betul risiko yang ada saat menyapu jalanan yang cukup ramai tersebut. Jika kondisi jalan sedang ramai, ia akan memilih untuk menepi. Kegiatan ini ia lakukan hampir setiap hari kecuali Minggu dan hari libur.
“Yen rame kula milih minggir. Kantenan wonten riki sing liwat banter-banter [kalau ramai kendaraan yang lewat, saya milih minggir karena di sini yang melintas kencang-kencang],” ungkapnya.