Situshiburan.com – Pada tanggal 27 Juli 1996 terjadi penyerbuan ke kantor PDI oleh massa saat Megawati tengan berorasi didepan kantor PDI. Hal ini sebenarnya Megawati sudah mengetahui dari Benny Moerdani namun, ia hanya mendiamkan saja sehingga ratusan pendukung Megawati kehilangan nyawanya serta banyak korban jiwa dan harta yang menimpa masyarakat sekitar.
Pada hari yang bersamaan Persatuan Rakyat Demokratik yang didirikan oleh Daniel Indrakusuma melakukan perubahan nama menjadi Partai Rakyat Demokratik yang bertempatkan di YLBHI.
Kerusuhan ini merupakan pergerakan lapangan yang dilakukan oleh militer yang sangat cekatan memprovokasi warga untuk menjarah dan membakar.
Kerusuhan itu dilakukan dengan cara yang sepertinya sudah dilatih terlebih dahulu. Sedangkan saat itu hanya Benny Moerdani yang memiliki kemampuan merekayasa kerusuhan skala besar karena ia mewarisi taktik dan jaringan yang dibangun oleh Ali Moertopo.
Benny saat itu juga diketahui sedang melakukan rapat di Bogor, dan informasi diketahui provokator kerusahan di latih di Bogor.
Lalu, apakah benar jika Benny Moerdani yang telah tega membunuh rakyatnya yang tidak berdosa ?
Namun, jika kita hubungkan dengan kelanjutan peran Presiden RI ke-7, juga sangat menarik. Karena saat ini website Wikileaks telah berhasil membocorkan berbagai dokumen rahasia milik Amerika Serikat yang diketahui bahwa Jokowi sudah menjalankan agenda Amerika di Indonesia sejak tahun 2005.
Dari dokumen rahasia CIA tahun 2006 yang diunggah oleh Wikileaks diketahui bahwa agen rahasia CIA bernama Pierangelo dan David S. William bertemu Jokowi selaku walikota Solo yang baru dilantik 7 bulan sebelumnya.
Pertemuan tersebu membahas Abu Bakar Ba’asyir dari Ponpres Ngruki yang disebut oleh pelaku serangan 9/11 bernama Riduan Isamuddin alias Hambali terkait jaringan Al Qaeda di Indonesia bernama Jamaah Islamiyah.
Agen CIA meminta Jokowi untuk mengendalikan Abu Bakar. Alhasil Jokowi pun sanggung melakukannya sehingga ia mendapatkan pujian dari Dubes AS bernama Cameron R. Hume.