Inafeed.com – Semakin banyaknya polusi udara kotor di berbagai kota di dunia ini ini membuat banyak orang memilih untuk menggunakan masker ketika berada di luar ruangan.
Dan salah satu jenis masker yang paling banyak digunakan banyak orang yakni masker berwarna hijau yang biasanya digunakan para perawat rumah sakit ketika sedang menangani pasien.
Namun mirisnya , masker yang dianggap sebagai pelindung dari udara kotor ini malah bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan akibat si pengguna salah kaprah ketika memakai masker.
Banyak orang menggunakan masker dengan bagian putih di dalam dan bagian hijaunya diluar. Penggunaan masker seperti itu dianggap salah kaprah. Dan dalam sejumlah informasi yang kini sedang booming dinternet tentang bagaimana cara menggunakan masker yang benar. Diinformasikan jika cara memakai masker ketika sesorang sedang sehat, yaitu sisi putih dihadapkan keluar. Hal ini karena sisi putihlah yang bekerja menyaring mikroorganisme, untuk menghalangi debu masuk. Dan pada orang yang sakit, sisi putih berada di dalam, dikarenakan agar virus-virus tidak menyebar keluar.
Namun ternyata , informasi tentang penggunaan masker yang benar di atas dianggap salah kaprah oleh seorang Blogger Purnawan Kristanto .
Menurut Blogger Purnawan Kristanto penggunaan masker yang benar sebenarnya tergantung dengan jenis masker yang digunakan.
Dalam tulisannya, Purnawan Kristanto menjelaskan jika sebenarnya ada dua jenis masker yang biasa digunakan masyarakat, yaitu masker bedah dan kedua masker pernafasan. Masker yang banyak beredar di masyarakat adalah masker bedah. Masker ini selalu digunakan oleh tenaga medis yang berada di ruang operasi untuk menutup mulut dan hidungnya. Tujuannya supaya mereka tidak menularkan bakteri dan virus kepada pasien yang sedang dioperasi.
Di dalam masker ini terdiri dari tiga lapisan:
1. Lapisan paling dalam yang berwarna putih. Ini adalah lapisan yang paling nyaman karena bersentuhan dengan kulit wajah kita.
2. Lapisan tengan adalah filter statis. Lapisan ini terbuat dari bahan yang disebut spunbond non woven. Fungsinya adalah untuk menghalangi apabila air liur yang mengandung penyakit menyebar seperti batuk atau bersin.
3. Lapisan luar yang merupakan material khusus mencegah masuknya mikropartikel.
Dengan memperhatikan susunan ini, maka menggunakan masker secara terbalik justru tidak menguntungkan karena wajah akan bersentuhan dengan lapisan yang kasar sehingga ada kemungkinan terjadi iritasi.
Disamping itu , penggunaan masker ketika terjadi beberapa situasi bencana alam seperti kabut asap dan turunnya abu vulkanik, penggunaan masker bedah sebenarnya tidak dianjurkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Alasannya, air, udara dan debu masih bisa masuk melalui pori-pori. Masker jenis ini harus diganti setiap empat jam sekali, karena uap air dari pernapasan bisa membuat masker basah dan merusak pori-porinya.
Meski demikian, penggunaan masker ini masih lebih baik daripada tidak sama sama sekali asalkan dipasang dengan rapat. Kawat yang ada bagian hidung dibengkokkan dan tidak ada celah pada pinggir-pinggir masker sehingga memungkinkan masuknya material abu vulkanik dari arah samping.
Dan masker yang sebenarnya cocok untuk mencegah ganguan pernafasan adalah N-95 atau N-100. Masker ini menggunakan bahan mirip stereofoam, tebal, memiliki sungkup yang bisa menyaring udara masuk hingga 95 persen. Masker ini juga dilengkapi kawat yang bisa ditekan di atas hidung, sehingga memperkecil celah udara. Masker jenis ini sifatnya sekali pakai, namun bisa digunakan lebih lama, sekitar 2-3 hari.
So, jangan percaya dengan mitos – mitos salah ya guys terkait penggunaan masker yang sehat ini. Intinya untuk menjaga kesehatan pernapasan yang lebih baik, kamu harus menggunakan masker yang steril dan tak mengganggu pernapasan kamu.